Posts tagged ‘Keluarga’
PUASA SEBAGAI PENYADARAN UMAT UNTUK BERIMAN DAN BERAMAL SHALIH DENGAN BENAR
(Khotbah Iedul Fithrie 1436H/2015M)
Disampaikan oleh:
FUAD AMSYARI, PhD
Dewan Pembina ICMI Pusat
Bismillahirrohmaanirrohiim,
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.,
(Iftitah)
Allahu Akbar (takbir 3x)
Hadirin jama’ah shalat Ied yang saya hormati,
Pertama sekali marilah kita di hari raya Iedul Fithrie 1436H ini, kembali bersyukur ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya yang terlimpah tiada putus-putusnya kepada kita, termasuk pagi ini di mana kita bisa bersama-sama menunaikan shalat ied. (more…)
MENGAPA HANYA BICARA HAL-HAL Generik (UMUM) KALAU TAHU YANG Spesifik (KHUSUS)?
Promosi sosial yang lagi marak di negeri ini memiliki kategori atau sifat cenderung untuk menyampaikan hal-hal yang generik/umum saja, meninggalkan yang spesifik/khusus. Apakah itu memang strategi atau karena tidak mengetahui yang khusus? Kalau dimaksud sebagai strategi, apa manfaat strategi macam itu dan kalau tidak mengetahui yang khusus, mengapa tidak mendalaminya dulu? (more…)
KONDISI FITHRAH MEMBERI TENAGA BARU UNTUK MENGGAPAI CITA-CITA ISLAM (Khotbah Iedul Fithrie 1433H/2012M) Disampaikan oleh: DR. FUAD AMSYARI (Dewan Kehormatan ICMI Pusat)
Bismillahirrohmaanirrohiim,
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.,
(Iftitah)
Allaahu Akbar (takbir 3x)
Hadirin jama’ah shalat Ied yang berbahagia,
Alhamdulillah, kita kembali bersyukur ke hadirat Allah swt atas nikmat karuniaNya yang dilimpahkan pada kita tiada putud-putus, termasuk bisa bersama-sama melakukan sholat Ied menyambut hari raya Fithrie kali ini. Alhamdulillah, kita juga sudah menunaikan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan yang baru saja kita lalui. InsyaAllah banyak berkah Allah yang sudah kita dapat dan ampunan Allah yang sudah kita peroleh selama bulan Ramadhan ini. Amien.
Dari semua berkah dan karunia Allah tersebut yang tertinggi nilainya adalah hidayah iman, keyakinan hati bahwa kita ini makhluk yang diciptakan oleh sang Maha Pencipta, Allah swt, pemilik tuntunan hidup yang akan membawa kebaikan bagi kita yang mau mengikuti tuntunan itu. Allah swt tidak hanya sebagai Sang Maha Pencipta yang harus diyakini existensinya, namun juga telah memberi panduan bagi manusia agar tidak disesatkan oleh iblis, laknatullah. Tidaklah cukup manusia itu hanya mengakui adanya Allah dengan sifat-sifat utamanya sebagaimana disebut dalam al Qur’an surat al Ikhlas:
“Katakanlah Dia itu Allah yang Esa, tempat seluruh makhluk bergantung, tidak beranak dan diperanakkan, dan tidak ada satupun yang menyamainya” (more…)
EKONOMI DULU, AGAMA BELAKANGAN, Paradigma Pembangunan yang Merusak Umat dan Bangsa Indonesia
Banyak tokoh politik bahkan sebagian ulama atau kyai sudah berpikiran bahwa yang penting bagi umat ini adalah memperbaiki kondisi ekonominya. Jika mereka sudah makmur maka agamanya nanti juga akan menjadi baik. Bentuk redaksinya juga sering dibalik: ‘bagaimana umat bisa memikirkan masalah agama kalau untuk memenuhi kebutuhan pokok ekonominya saja masih kesulitan’. Maka dengan cara berfikir seperti itu lalu mereka (banyak tokoh politik yang beragama Islam dan sebagian ulama-kyai) menjadi begitu toleran jika ada perempuan melacurkan diri karena tekanan ekonomi, bahkan bisa membenarkan jika lokalisasi pelacuran dibiarkan saja atau marak dan ikut protes bahkan menjadi pelindung di garis depan jika ada upaya memberantas kemaksiyatan seperti itu. Astaghfirullah. Akibatnya berbagai kebejatan akhlak semakin menjadi, kejahatan merajalela, kekayaan negara semakin terkuras, umat dan bangsa semakin terpuruk oleh perilaku jahat pengusaha dan penguasa karena semua perbuatan jahat lalu dilakukan atas nama demi perbaikan ekonomi rakyat!! Benarkah akan bisa memakmurkan rakyat jika cara atau metoda pembangunan yang dipakai dilaknat Allah? Mana rasionalnya?
BERTAHAN DENGAN BERKELUARGA SAKINAH dan PRIBADI MUSLIM BERKARAKTER, (Dalam Proses Menunggu Hasil Perjuangan Mengoreksi Sekularisasi Kehidupan Berbangsa-Bernegara)
Pengantar
Dunia Islam dilanda arus sekularisasi kehidupan sosial-kemasyarakatan melalui penguasaan negara oleh kekuatan non Islam (sekuler). Melalui kebijakan negara yang sekularistik maka pribadi dan keluarga muslim secara licin dan sistematik dibawa ke arah kehidupan non Islami yang dimurkai Allah swt. Secara obyektif bisa dihitung dengan jari berapa negara yang mayoritas penduduknya muslim sudah dikelola secara Islami dalam proses berbangsa-bernegaranya. Bahkan untuk Indonesia yang berpenduduk muslim terbesar di dunia (sekitar 200 jiwa) masih juga dikelola tidak berorientasi pada syariat sosial-kenegaraan Islam. Demikian juga Mesir, Turki, Banglades, Afganistan, dan masih banyak negara muslim lain yang pemerintahannya meninggalkan tuntunan Allah swt bidang sosial-kenegaraan. Akibatnya amat mudah ditebak, negeri-negeri itu nenjadi bulan-bulanan eksploitasi oleh negara lain yang sejenis, khususnya Negara Sekuler dengan Mayoritas Penduduk non-Muslim, karena sudah kalah dalam hal modal, teknologi, dan kekuatan militernya. Negara-negara muslim seperti itu walau katanya merdeka namun semakin kehilangan kemandirian dalam melaksanakan kebijakan kenegaraannya. Itulah yang disebut sebagai DOMINASI negara non-Muslim terhadap negeri muslim. Mengapa banyak umat Islam masih saja tidak sadar untuk berislam secara kaffah?
Dampak pengelolaan negara yang sekuleristik tersebut adalah (sudah menjadi skenario) terjadinya arus sekularisasi (deislamisasi) yang melanda pada kehidupan pribadi dan berkeluarga muslim. Read more>>>
Recent Comments